Bapak Pandu Dunia
Rabu, 22 Mei 2013
0
komentar
Kehidupan awal
Baden-Powell dilahirkan di Paddington,
London pada 1857. Dia adalah anak
ke-6 dari 8 anak profesor Savilian yang mengajar geometri di Oxford. Ayahnya,
pendeta Harry Baden-Powell, meninggal ketika dia berusia 3 tahun, dan ia
dibesarkan oleh ibunya, Henrietta Grace, seorang wanita yang berketetapan bahwa
anak-anaknya harus berhasil. Baden-Powell berkata tentang ibunya pada 1933, "Rahasia
keberhasilan saya adalah ibu saya."
Selepas menghadiri Rose Hill School, Tunbridge Wells,
Baden-Powell dianugerahi beasiswa untuk sekolah umum Charterhouse.
Perkenalannya kepada kemahiran pramuka adalah memburu dan memasak hewan - dan
menghindari guru - di hutan yang berdekatan, yang juga merupakan kawasan
terlarang. Dia juga bermain piano dan biola, mampu melukis dengan baik dengan
menggunakan kedua belah tangan dengan tangkas, dan gemar bermain drama. Masa
liburan dihabiskan dengan ekspedisi belayar atau berkanu dengan
saudara-saudaranya.
Karir Ketentaraan
Pada tahun 1876, Baden-Powell bergabung dengan 13th Hussars di India. Pada tahun 1895 dia bertugas dengan dinas khusus di Afrika dan pulang ke India pada tahun 1897 untuk memimpin 5th Dragoon Guards.
Baden-Powell berlatih dan mengasah kemahiran
kepanduannya dengan suku Zulu pada awal 1880-an di jajahan Natal
Afrika
Selatan di mana resimennya ditempatkan dan ia diberi penghargaan karena
keberaniannya. Kemahirannya mengagumkan dan dia kemudian dipindahkan ke dinas
rahasia Inggris. Dia sering bertugas dengan menyamar sebagai pengumpul rama-rama, memasukkan
rancangan instalasi militer ke dalam lukisan-lukisan sayap kupu-kupunya.
Baden-Powell kemudian ditempatkan di dinas rahasia
selama 3 tahun di daerah Mediterania yang berbasis di Malta. Dia kemudian
memimpin gerakan ketentaraannya yang berhasil di Ashanti, Afrika, dan pada usia
40 dipromosikan untuk memimpin 5th Dragoon Guards pada tahun 1897. Beberapa tahun
kemudian, dia menulis buku panduan ringkas bertajuk "Aids to
Scouting", ringkasan ceramah yang dia berikan mengenai peninjau
ketentaraan, untuk membantu melatih perekrutan tentara baru. Menggunakan buku
ini dan kaidah lain, ia melatih mereka untuk berpikir sendiri, menggunakan daya
usaha sendiri, dan untuk bertahan hidup dalam hutan.
Baden-Powell kembali ke Afrika Selatan sebelum Perang Boer dan
terlibat dalam beberapa tindakan melawan Zulu. Dinaikkan pangkatnya pada masa
Perang Boer menjadi kolonel termuda dalam dinas ketentaraan Britania, dia
bertanggung jawab untuk organisasi pasukan perintis yang membantu tentara
biasa. Ketika merencanakan hal ini, dia terperangkap dalam pengepungan Mafeking, dan dikelilingi
oleh tentara Boer yang melebihi 8.000 orang. Walaupun berjumlah lebih kecil,
garnisun itu berhasil bertahan dalam pengepungan selama 217 hari. Sebagian
besar keberhasilan itu dikatakan sebagai hasil beberapa muslihat yang
dilaksanakan atas perintah Baden-Powell sebagai komandan garnisun.
Ranjau-ranjau palsu ditanam, dan tentaranya diperintah untuk menghindari pagar
kawat olok-olok (tidak ada) saat bergerak antara parit kubu.
Baden-Powell melaksanakan kebanyakan kerja peninjauan
secara pribadi dan membina pasukan kanak-kanak asli untuk berjaga dan membawa
pesan-pesan, kadang menembus pertahanan lawan. Banyak dari anak-anak ini
kehilangan nyawanya dalam melaksanakan tugas. Baden-Powell amat kagum dengan
keberanian mereka dan kesungguhan mereka yang ditunjukkan ketika melaksanakan
tugas. Pengepungan itu dibubarkan oleh Pembebasan Mafeking pada 16 Mei 1900. Naik pangkat
sebagai Mayor Jendral, Baden-Powell menjadi pahlawan nasional.
Setelah mengurusi pasukan polisi Afrika
Selatan Baden-Powell kembali ke Inggris untuk bertugas sebagai Inspektur
Jendral pasukan berkuda pada tahun 1903.
Pulang ke Inggris
Setelah kembali, Baden-Powell mendapati buku panduan
ketentaraannya "Aids to Scouting" telah menjadi buku terlaris, dan telah
digunakan oleh para guru dan organisasi pemuda.
Kembali dari pertemuan dengan pendiri Boys'
Brigade, Sir William
Alexander Smith, Baden-Powell memutuskan untuk menulis
kembali Aids
to Scouting agar sesuai dengan pembaca remaja, dan pada tahun 1907 membuat satu
perkemahan di pulau Brownsea
bersama dengan 22 anak lelaki yang berlatar belakang berbeda, untuk menguji
sebagian dari idenya. Buku "Scouting for Boys"
kemudian diterbitkan pada tahun 1908 dalam 6 jilid.
Kanak-kanak remaja membentuk "Scout
Troops" secara spontan dan gerakan Pramuka berdiri
tanpa sengaja, pada mulanya pada tingkat nasional, dan kemudian pada tingkat
internasional. Gerakan pramuka berkembang seiring dengan Boys' Brigade. Suatu
pertemuan untuk semua pramuka diadakan di Crystal Palace di
London pada 1908, di mana Baden-Powell menemukan gerakan Pandu Puteri yang
pertama. Pandu Puteri kemudian didirikan pada tahun 1910 di bawah
pengawasan saudara perempuan Baden-Powell, Agnes Baden-Powell.
Walaupun dia sebenarnya dapat menjadi Panglima
Tertinggi, Baden Powell memuutuskan untuk berhenti dari tentara pada tahun 1910 dengan pangkat
Letnan Jendral menuruti nasihat Raja Edward VII,
yang mengusulkan bahawa ia lebih baik melayani negaranya dengan memajukan
gerakan Pramuka.
Pada Januari 1912 Baden-Powell
bertemu calon isterinya Olave Soames di
atas kapal penumpang (Arcadia)
dalam perjalanan ke New York untuk memulai Lawatan Pramuka Dunia. Olave
berusia 23, Baden-Powell 55, dan mereka berkongsi tanggal lahir. Mereka
bertunangan pada September tahun yang sama dan menjadi sensasi pers, mungkin
karena ketenaran Baden-Powell, karena perbedaan usia seperti itu lazim pada
saat itu. Untuk menghindari gangguan pihak pers, mereka melangsungkan
pernikahan secara rahasia pada 30 Oktober 1912. Dikatakan bahwa
Baden-Powell hanya memiliki satu petualangan lain dengan wanita (pertunganannya
yang gagal dengan Juliette Low).
Pramuka Inggris menyumbang satu penny masing-masing
dan mereka membelikan Baden-Powel hadiah pernikahan, yaitu sebuah mobil Rolls Royce.
0 komentar:
Posting Komentar